Thursday, August 23, 2007

Bisu

kataku terbatas, untuk melukis rasa yang mengalir,
meski derit dedaunan menungguku, dia melambai,
meski hembusan angin menyapa tubuhku lembut, merangkulku.
semua hitam dengan kerlip lampu dan bintang dalam keheningan,
tak ku sangka, aku masih membayangkanmu.

aku tak ingin menjadi angsa atau merpati,
jika harus terbang bersama sunyi,
ingin kugenggam erat tanganmu, tak ingin kulepas.
hingga matahari terbenam di ujung senyummu,
lalu hanya tinggal inginku terbaring di sampingmu.

selaksa mimpi terbujur kaku
menungguku duduk di sampingmu.